Indonesia ialah negara penyedia minyak atsiri terbesar kedua di dunia. Bahkan Indonesia mampu memasok 90% bahan baku atsiri jenis nilam sebagai materi utama parfum. Meskipun tergolong peringkat teratas, ternyata harga jual beli atsiri ditentukan oleh negara lain.
Hal ini menjadi makin ironis, alasannya selaku negara penghasil minyak atsiri terbesar dunia, ternyata Indonesia justru menjadi pengimpor parfum dari luar negeri.
Pengertian Minyak Atsiri
Minyak atsiri juga dikenal dengan sebutan minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang dan minyak aromatik. Pengertian minyak atsiri yakni golongan besar minyak nabati atau minyak yang berasal dari berkembang-tanaman yang ialah dasar dari bacin-wangian atau minyak gosok untuk pengobatan alami dan memilik aroma khas.
Atsiri juga seringkali disebut dengan bibit minyak busuk. Minyak ini dihasilkan dari tumbuhan dan mempunyai sifat gampang menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi.
Minyak atsiri terbentuk dari hasil proses metabolisme dalam tanaman alasannya adalah reaksi banyak sekali senyawa kimia dan air. Sifat lain dari minyak esensial yakni memiliki rasa getir atau pungent taste, bau sesuai asal flora, seperti daun, buah, biji, bunga, rimpang, kulit kayu dan seluruh bagian lainnya.
Sumber minyak tersebut bisa dari aneka macam tanaman, meliputi pepohonan, semak, belukar dan bunga-bungaan. Menurut Sandler, 1952, sifat minyak atsiri juga gampang larut dalam pelarut organik, seperti alkohol, eter, petroleum, benzene, dan tidak larut dalam air.
Pengertian Para Ahli
Pengertian lain juga timbul dari beberapa mahir, antara lain:
1. Menurut Hardjono, 2004
Minyak atsiri adalah minyak terbang atau minyak yang gampang menguap dan terdiri dari adonan senyawa berwujud cair yang diperoleh dari penyulingan banyak sekali bab tumbuhan, seperti kulit, daun, akar, batang, buah, biji dan bunga.
2. Menurut Gunawan & Mulyani, 2004
Minyak atsiri yakni suatu zat berbau yang terdapat pada flora. Pada suhu kamar, minyak ini bersifat gampang menguap, dalam kondisi murni dan segar, pada umumnya tidak berwarna.
Ciri-ciri Minyak Atsiri
Minyak ini memiliki karakteristik tertentu, yaitu memiliki titik uap rendah sehingga gampang menguap. Susunan senyawa yang terdapat dalam minyak esensial ini sungguh kuat, sehingga mampu memengaruhi saraf insan (hidung), dampaknya adalah efek psikologis tertentu.
Minyak atsiri memiliki rasa getir (pungen taste), berbau amis sesuai amis sumber minyak berasal, serta larut dalam pelarut organik, tetapi tidak larut dalam air.

Untuk lebih jelasnya, berikut ialah ciri atau sifat dari minyak atsiri:
- Memiliki titik uap yang rendah sehingga gampang menguap
- Mengandung unsur yang kuat sehingga kuat kepada indera penciuman
- Sulit larut dalam air dan pelarut polar lainnya
- Pembuatannya berasa dal gabungan berbagai senyawa yang menghasilkan wangi atau aroma khas sesua sumbernya
Komposisi dan Kandungan
Sesuai tanaman sumbernya, minyak esensial memiliki campuran komponen senyawa yang berbeda-beda. Tidak ada minyak atsiri yang tersusun dari senyawa tinggal, dan lazimnya berisikan aneka macam kandungan persenyawaan kimia dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Sebagian besar komposisi minyak atsiri tersusu dari senyawa terpen. Terpen merupakan seyawa alami yang strukturnya dibagi dalam satuan-satuan isoprene (C5H8). Satuan isoprene saling bergabung sehingga membentuk rantai yang lebih panjang.
Senyawa terpen yang terdiri dari 2 satuan isoprene disebu monoterpen (C10H16), senyawa yang mengandung 3 satuan isopren disebut seskuitrepen (C15H24), senyawa yang mengandung 4 satuan isopren disebut triterpena (C30H48), dan seterusnya.
Jenis terpen yang paling sering didapatkan dalam unsur susunan minyak atsiri yakni monoterpen, sperti pada minyak penyulingan daun mint yang merupakan salah satu komponen kimia yang aktif secara memiliki peluang, selain gas volatil mirip menthol, menton, mentil asetat, neomenthol, isomenton, mentofuran, limonene, pulegenon, alfa dan beta pinen, trans-sabin hidrat.
Sumber Minyak Atsiri
Minyak atsiri dapat diperoleh dari proses penyulingan berbagai jenis tanaman dan bagian-bagiannya, seperti daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar.
Beragam tanaman mempunyai kesempatandan dapat dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan jual beli atsiri. Di Indonesia, terdapat sekitar 40 jenis tumbuhan penghasil minyak atsiri, walaupun cuma sebagian yang baru dimanfaatkan, antara lain:
- Akar – Akar Wangi, Kemuning
- Daun – Nilam, Cengkeh, Sereh Lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih, Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit, Selasih, Kemangi
- Biji – Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi
- Buah – Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar
- Bunga – Cengkeh, Kenanga, Ylang-Ylang, Melati, Sedap Malam, Cempaka Kuning, Daun Seribu, Gandasuli Kuning, Srikanta, Angsana, Srigading
- Kulit Kayu – Kayu Manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan, Sintok
- Ranting – Cemara Gimbul dan Kipas
- Rimpang – Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas, Lempuyang Sari, Temu Hitam, Temulawak, Temu Putri-
- Seluruh bagian – Akar Kucing, Bandaton, Inggu, Salasih, Sudamala, Trawas
Dipasaran, kita mengenal hasil olahan minyak atisir yang telah dikombinasikan dengan banyak sekali materi lain, seperti:
- Minyak Telon
- Minyak Tawon
- Minyak Angin
Cara Penyulingan
Untuk mendapatkan minyak atsiri, maka diharapkan proses penyulingan atau destilasi. Secara sederhana, proses penyulingan ialah proses pemisahan bagian-komponen sebuah adonan yang terdiri atas dua cairan atau lebih menurut perbedaan tekanan uap atau titik didih senyawa tersebut.

Berikut ini yakni beberapa proses destilasi, antara lain:
a. Destilasi Air
Destilasi air dilakukanjika materi yang mau disuling berafiliasi eksklusif dengan air mendidih. Bahan tersebut kemungkinan akan mengembang / mengapung di atas air atau terendam seluruhnya, tergantung berat jenis dan kuantitas materi yang mau diproses.
b. Destilasi Uap Air
Penyulingan dengan destilasi uap air dijalankan dengan menempatkan bahan tumbuhan dalam sebuah daerah yang bagian bawah dan tengahnya berlubang-lubang dan ditopang diatas dasar alat penyulingan. Bahan flora diposisikan diatas alat penyulingan yang diisi sedikit air dibawahnya.
Air kemudian didihkan dengan api memakai pemanasan kompor bertekanan, tujuannya adalah materi flora yang disuling hanya akan terkena uap dan tidak terkena air yang mendidih.
c. Destilasi Uap
Destilasi uap dipakai untuk mendapatkan sari serbuk simplisia yang mengandung komponen dengan titik didih tinggi pada tekanan udara normal. Perlakuan dengan cara pemanasan kemungkinan akan menyebabkan zat aktifnya rusak. Untuk menangkal hal tersebut, maka penyaringan dilakukan dengan destilasi uap. Destilasi uap yaitu metode destilasi yang digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri dari sebuah senyawa simplisia.
Prinsip dasar penyulingan atau destilasi terletak pada perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam adonan zat cair, sehingga zat (senyawa) yang mempunyai titik didih paling rendah akan menguap lebih dulu, lalu kalau didinginkan akan mengembun dan menetes selaku zat murni (destilat).
Kelebihan dari destilasi uap yaitu dapat memilih kadar minyak atsiri yang diperoleh secara pribadi dengan mengukur volume minyak yang terukur pada alat. Destilasi uap stahl merupakan tata cara yang sederhana dan menggunakan pelarut air, sebab air mempunyai titik didih lebih besar dari minyak atsiri, sehingga pemisahan dengan destilasi dapat dikerjakan.
Manfaat Minyak Atsiri
Bagi kehidupan insan, minyak atsiri menawarkan banyak sekali manfat selaku berikut:
- Menjadi obat penenang atau pereda stres, sebab mempunyai aroma relaksasi
- Sebagai antiseptik
- Dapat dipakai untuk materi pengharum ruangan
- Bermanfaat bagi produk kecantikan dan perawatan tubuh
- Sebagai obat kompres demam
- Sebagai bahan perawatan rambut, seperti pelembbut, anti ketombe, dan yang lain
- Kandungan asam amino dan mineral yang bagus untuk tubuh
- Sebagai pencerna bahan kimia beracun dalam tubuh
- Sebagai detoksifikasi sel dan darah
Peluang Usaha
Permintaan pasar dari dalam dan mancanegara untuk produk minyak esensial makin meningkat. Produk-produk industri pangan, farmasi dan kosmetik banyak yang menggunakan bahan baku minyak esensial atau turunannya.
Potensi ini mampu dimanfaatkan dengan cara melakukan pembuatan berupa penyulingan. Namun, di dalam negeri proses buatan atsiri belum dapat maksimal alasannya hanya bisa mengolah minyak atsiri garang dan terbatas. Ironisnya, Indonesia justru menghadirkan materi baku atsiri dan turunannya dari mancanegara.

Minyak atsiri dapat menjadi komoditas ekspor agroindustri potensial dan berguna untuk devisa negara. Beberapa tumbuhan atsiri yang menjadi unggulan dan banyak dikembangkan adalah Nilam, Sereh Wangi, Cengkeh, Jahe, Pala, Lada, Kayu Manis, Cendana, Melati, Akar Wangi, Kenanga, Kayu Putih dan Kemukus.
Nilam ialah salah satu andalan Indonesia di pasar dunia. Bahkan, Indonesia tercatat selaku pengekspor nilam paling besar di dunia. Namun ekspor minyak esensial Indonesia ke pasar dunia sebagian besar adalah produk setengah jadi atau belum menjadi turunannya atau atsiri yang telah dimurnikan.
Peluang perjuangan minyak atsiri masih sangat besar, mulai dari pertanian tanaman atsiri hingga industri pengolahannya. Pengembangannya di Indonesia dikontrol oleh perkumpulan pebisnis minyak atsiri, adalah Dewan Atsiri Indonesia (DAI).